Perbedaan Buah Iblis Paramecia Logia Dan Zoan

Mengenal musuh merupakan bagian dari perlawanan terhadapnya. Bagi orang beriman, iblis dan setan merupakan musuh yang nyata (QS Yasin [36]: 60). Lantas, siapakah iblis dan setan itu? Kemudian, bagaimana pula perbedaannya? Iblis dalam etimologi bahasa Arab diambil dari kata balasa yang artinya tidak mempunyai kebaikan sedikit pun (man la khaira ‘indah). Sebagian pakar bahasa Arab ada pula yang mengatakan diambil dari kata ablasa yang berarti putus asa. Hal ini dimaksudkan karena iblis telah berputus asa dari rahmat Allah. Menurut riwayat, dahulu iblis bernama Naail atau sebagian riwayat mengatakan Azazil. Setelah dikutuk Allah, ia dipanggil dengan nama iblis.

Jadi, iblis merupakan nama sesosok makhluk. Ia adalah nenek moyang dari bangsa jin, sebagaimana Adam merupakan nenek moyang umat manusia. Seperti jin yang lain, iblis diciptakan Allah dari nyala api (QS al-A’raaf [7]: 12). Jadi, iblis sebangsa dengan jin sebagaimana firman Allah, "Dia (iblis) adalah dari golongan jin."(QS al-Kahfi [18]: 50).

Dahulu, makhluk yang sebelumnya bernama Naail atau Azazil ini sebenarnya makhluk yang paling saleh di antara para malaikat. Secara penciptaan, ia lebih mulia dari malaikat yang hanya diciptakan dari cahaya. Sedangkan ia diciptakan dari biang cahaya itu, yakni api. Ketika Allah mengatakan, ada di antara makhluknya yang akan menjadi iblis, seluruh malaikat meminta kepada Naail agar didoakan tidak dijadikan Allah menjadi iblis. Ia mendoakan seluruh malaikat, namun lupa mendoakan dirinya sendiri. Akhirnya, dirinyalah yang ternyata menjadi iblis.

Naail inilah yang dilaknat dan diusir dari surga karena membangkang kepada Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam (QS al-Baqarah [2]: 34). Setelah dilaknat, ia diberi nama iblis. Ia berdoa agar dipanjangkan umur untuk bisa menyesatkan manusia. Jadi, hingga saat ini iblis masih terus eksis bersama anak keturunannya untuk menyesatkan umat manusia.

Adapun setan merupakan sifat dari iblis. Setan bukanlah makhluk, melainkan sifat. Sama halnya dengan kata munafik atau fasik. Jadi, sebutan setan tidak hanya berasal dari golongan jin saja, tetapi juga dari golongan manusia. Sebagaimana firman Allah, "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu setan dari jenis manusia dan jin." (QS al-An’am [6] :112).

Dalam Majma’ al-Bahrain, klausul sya-thana disebutkan, setan secara etimologi bahasa Arab diambil dari kata sya-tha-na yang bermakna menjauh. Ini dimaksudkan mereka yang disebut setan jauh dari Allah dan menjauhkan orang beriman dari Rabb mereka. Ja’far Syariatmadari dalam Syarh wa Tafsir Lughat Qur’an mendefinisikan, setiap makhluk yang sangat susah menerima kebenaran dan hakikat baik dari golongan manusia atau jin atau dari kalangan hewan sekalipun maka ia termasuk setan.

Jadi, manusia bisa disebut setan jika ia menjauhkan orang dari Allah. Setan merupakan sebuah entitas dan laqab (gelar) yang memiliki makna pembangkang atau penentang. Setan dimaknai pula sebagai penyebar fitnah dan menyesatkan. Muhammad Bistuni dalam bukunya Syaithan Syinasi az Didghae Qur’an Karim menyebutkan, setan memiliki makna yang beragam, yakni salah satu contoh yang paling nyata dari makna itu, iblis dan serdadunya. Contoh lain dari makna setan ini, yaitu manusia-manusia perusak dan menyesatkan. Dan, juga pada sebagian perkara bermakna mikroba-mikroba pengganggu.

Sedangkan jin adalah satu bangsa seperti halnya bangsa manusia. Kendati iblis berasal dari golongan jin, tidak seluruh jin menyesatkan. Ada pula di antara jin yang saleh dan beriman. Jadi, makhluk berakal dari bangsa jin dan manusia sama-sama berpotensi untuk bisa menjadi setan. Allah telah menciptakan jin terlebih dahulu sebelum menciptakan Adam yang menjadi manusia pertama (QS al-Hijr [15]: 27). Jin telah menjadi penghuni pertama di muka bumi sebelum manusia. Namun, bangsa jin sering melakukan pertumpahan darah dan kerusakan.

Berdasarkan riwayat al-Baihaqi dari Tsa’labah al-Khasyani, Rasulullah pernah memberikan spesifikasi bangsa Jin. "Jin terdiri atas tiga jenis. Ada yang bersayap, mereka terbang di udara. Ada yang berupa ular dan anjing. Ada pula jin yang menempati (suatu tempat) dan berjalan (seperti manusia)." Selain riwayat ini, ada pula yang menyebutkan jenis jin yang disebut al-Ghilan yang mampu berubah berbagai rupa dan bentuk. Kaum cendekiawan dan bangsawan dari golongan jin disebut dengan ifrit. Kaum ini dikenal pula dengan kecerdikan dan kekuatannya. (QS an- Naml [27]: 39). ¦ ed: hafidz muftisany

Setan, iblis dan jin merupakan makhluk gaib ciptaan Allah SWT selain malaikat yang tidak kasat mata. Ketiganya memiliki perbedaan yang dapat diketahui dari makna dan sifat-sifatnya.

Lantas, apa perbedaan setan, iblis dan jin? Berikut penjelasannya:

Perbedaan Setan, Iblis dan Jin

Mengutip dari kitab Taudhihul Adillah 1 karya KH. M. Syafi'i Hadzami, kata setan menurut as-Syaikh Ahmad as-Sawi berasal dari kata 'syatana' yang artinya jauh dari rahmat. Makna setan sebenarnya merupakan nama sifat dan ia tidak memiliki bentuk atau asal tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setan juga dapat menjadi sebutan bagi bangsa jin ataupun manusia. Jin yang bersifat durhaka adalah setan. Demikian pula umat manusia, apabila ia bersifat durhaka maka dia memiliki sifat setan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-An'am ayat 112, Allah SWT berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Artinya: "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS Al-An'am: 112).

Adapun yang dimaksud iblis merujuk pada salah satu jin. Disebutkan dalam buku Mengungkap Rahasia Iblis karya Muhammad Abdul Mughawiri, iblis adalah nama khusus yang merujuk pada jin bernama Azazil. Makna dari iblis ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Kahfi ayat 50, Allah SWT berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya." (QS Al-Kahfi: 50).

Jadi, bisa dikatakan bahwa iblis ialah seorang oknum berjenis jin. Dulunya, ia termasuk jin yang paling dekat dengan Allah SWT kemudian berubah menjadi ingkar sebab tidak mau diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, manusia pertama yang diciptakan.

Sementara itu, makna dari jin adalah makhluk yang berasal dari nyalanya api. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Ar-Rahman ayat 15, Allah SWT berfirman:

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

Artinya: "Dan Dia menciptakan jin dari nyala api." (QS Ar-Rahman: 15)

Masih dalam sumber yang sama, as-Sayyid Alawi bin Ahmad as-Saggaf dalam kitab Al-Kaukabu Al-Ajuj menerangkan bahwa jin memiliki dzat yang halus, dapat berubah-ubah bentuk. Sebagian dari jin ada yang beriman dan ada pula yang kafir, ada yang taat dan ada yang durhaka.

Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya Pengantar Studi Akidah Islam menyebutkan bahwa bangsa jin memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu sama-sama memiliki akal, pengetahuan, dan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk.

Jin juga diciptakan untuk menyembah kepada Allah SWT, sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya pada surat Adz Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS Adz-Dzariyat: 56).

Akan tetapi, bangsa jin dan manusia dalam beberapa hal memiliki perbedaan yang jauh. Salah satu perbedaan yang mendasar, yaitu terkait dengan materi asal kejadiannya. Mereka dinamakan jin sebab keberadaannya yang tidak bisa dilihat oleh pandangan manusia.

Itulah perbedaan antara setan, iblis dan jin menurut Al-Qur'an. Iblis termasuk salah satu dari jin yang diciptakan dari api sementara setan hanyalah sebutan bagi bangsa jin dan manusia yang memiliki sifat durhaka.

%PDF-1.4 %âãÏÓ 2423 0 obj << /Linearized 1 /O 2426 /H [ 809 5561 ] /L 2900141 /E 31269 /N 692 /T 2851561 >> endobj xref 2423 10 0000000016 00000 n 0000000555 00000 n 0000000654 00000 n 0000006370 00000 n 0000006584 00000 n 0000006708 00000 n 0000006730 00000 n 0000006755 00000 n 0000000809 00000 n 0000006346 00000 n trailer << /Size 2433 /Info 2250 0 R /Root 2424 0 R /Prev 2851549 /ID[] >> startxref 0 %%EOF 2424 0 obj << /Pages 2261 0 R /Type /Catalog /Metadata 2253 0 R /AcroForm 2425 0 R >> endobj 2425 0 obj << /Fields [ ] /DR << /Font << /ZaDb 2247 0 R /Helv 2248 0 R >> /Encoding << /PDFDocEncoding 2249 0 R >> >> /DA (/Helv 0 Tf 0 g ) >> endobj 2431 0 obj << /S 11222 /V 11293 /Filter /FlateDecode /Length 2432 0 R >> stream H‰ŒT{PT×ÿι÷.ìÝʲ\Ôd.ŠÀ²€+QƒÄfnvÊŠ¸¬°.+Ú«Tåa,£d|ÔfÎXµj3–ÂÒÙ0¢×ÈТ‘uN|�1t´¯û‡ñ‘8í6cZ3ÓÎôÜŨqú‡gw¿Ùs~ß÷ý~ßw À±¯#n“!žŒd؇‡D²UD¯sžkxžÏíÙ‘Í~¶ø?Ý–ËÀD à8)ÞÚ½Õ§¢Ø˜üL2³ºrß0ý a mÏ/ÊcîV±¢L…Uƒ—Ó¿”Ð@ÒuùG\FÖx,¢%H§Z…hRm^OV¸»Ñxš)ƒv)UÄ}äUjÞŠ^•�w;ì£vÖˆßj‘Ð.šW+¤CIÞ•6—¼N-!ô"Íó롇Øîãd™ËC•$gT8=ê‘`¡b¾�¶Ñ,�0Bª¸R¬Ë�‰æ»„û°OƒxIæ¿¢År†(TÀ»dR5‚eŠ±­"yCüçЧ٠q*‰9€*HŽ$ƒJÚ9…*jVÑ,Âtm„•”(N"•ªñ4Ê¥3Dá$V¬Ûñ²:j)@õ4³[Àð™ âýdY̼M‘³v >8©¦æâÿ‚;’HÑË�/óá4L¬æêI¹fRQ½œYËÏU±esóðY«iIrÁO K *Û€óÀÚf³‚~%ˆ†è�S€{�¼¡ •No¦ÀEY´rX3� VyªÊ(“Nr;`YsÒôqtj!DìœÖiÆMhä6²¥^5ÕÅÃ’f³�gD8·`R''’åÊxk´“&CXNÙŽ¿"-!­“_Ê6\…÷””.%>jjGÅàð?†>gâ/ÉrjîF'èÌBþ;8).üðYM2³ +àM½Œ÷ÃB0•¢vš­ð1PÕdŸ„ù.�j gˆŸ }ªe2nƒrëêšâÛÔ”Z¶å͉'P‹üJ!ÿkè¥)o³“ãQÍÃÈA³Tþ "ö |�”[Íùèg²#[xvIÉø‚”RãR¹hˆ¿#2Óµ“,…Äu¨ž8ò_À¥×æRÜ^Ř�|$«–?H®ÀY UTJ2š…&8ûq­†Ï� 1v!‘:©¡� q÷ïÙ¦$yóŽÑUø;„ë(þæ{L·Ñ§Ä9:Õ{ˆ8Ä9Èë×J*i¬ìêÝUº*Áø ZG¦©üEøDšÔŒ·O£i&šCY'vÃjÏøç²*}Á&ä•óUÁŽ/›�OJUóQôIׄ…p\³oÅŸ‘ªfcÍ•3…ÃЫ%Çðð˜†ÑFâìfA—j�àÛP3½‹6ÓœBC †”‰[1%‹5Óä…‚M YÒrÍ>Šÿ Õ±q�¨¦K‚.ªikñeR#™n¢à¬Þ„£ª�r°˜$TÛò‘Gø~ iƉ_²¼…Òiz¡�‡vMü#%󉙠ý´ Q³ÛQ_Œ»È*Å\À�' ãà‚f÷pådK4iÚǼ/²N¤D8ñë³2#ÂM8 ¤©¸|�Æzd—§{„-Ð/‰Û¹¹¤J1×"'Ì {áØ‚¸“Tþ¾´+o"�Ý-ôÃ!°VàaRi5_K¸Óe¦«W௡2b™ŒVCÎð�)0 ¤C‘ß|ú…å>š&g)ü;«âVü>ø­÷¡àêæ÷C›b¿†o�ŸšV#u¡ú5›ß'‹bÆíȹQ~‘ÒàAâÓŒ.TN4{ÔäBü'ðËvý•‹ì“ÄsS§Á*jZ�Úä<9!Ävû»»0l;Ž¢Zê6Â)kñ7ì˜XšPXv�\pDIyȽ5Ô2‚6³+Ê.ò9’z¯!¾ˆåz‹æ6óW¡Ocø*,õXV¢Rú1¤AD=¸~¡˜ý¨FÎ� UÐCÇkø xˆišO�:¤ÔD\Ke&¢ˆîb[{D²Å¸|X,%U )dÖ0{}?¦“3¸AÒ$'ý-¦¹11FÛì'?WM§Ùngó· OJæRa•d¾„TpEøÁ!9õ~�”X�n´YΙˆA)¥w�_5³ “ Sa±eãÝ;×4bï`Ø †ë˜éu¼›¦9Ýl­®èJ0ìøZu;‹¼:¿.òô:ÜÞ¶Žº’‘¦gÕ•¦¸Kç=wÜxYDÕõV=‹0¿·¯-Ì"Z;ïyÛz³ÞêY‚qíï¨së¨ÛÛ¤ý½k¡ÌÙÍÈîëºÑMY0ÜÀR…ëØTçÕ×¼�÷Ö{ƒuq—¢+oê±ýº �­šE°|½N]«m Ãéi³m�wiЧA=©®~$^ï@œ·ósa(«·.p]_Ó§�2&¼(ëkë“ð~oJ®ÇËz”9^e�N96Õ�uá5ñéœ'€w¬Ê±æ8ãž4"^›·Ù[¶cðò––¦¼½ ×Z®u´ßé©+W~înÞ8k­­Ñ� ¥Kz²æ�Þcï6cyg‡yÅžo3î.µÄ�•§JŠìgS¾*‰~0§Ë©GÄ]jÚWž:¼~\[ä=íö†‡Ýˆ;ùrOÿ|Ë'Y+‘䨄8‰!­hm6¯}à Ûl™I[R‡8}NDFëF,'�ß’ ÌbIV�ƒ2Kœ!y m1/p†÷ÌqˆÉ„�Wt}žË}$V~67<Ó�¸áÑx+Z}Õ{Vé`1Âf±™iÛœ&BçY�²ŒåÊ�¢³x*çRÛçž4TÄ‚‰îÚª—|ؽȭP3qk, ѹèc7Þ¤€{"¹Œ©‰àó�E6‹%}òUùeC’»=TÌŸ±9ÑÄÍFQÔ¤iV·øVò"ï Yt{Oßë¢É+7Í<}<š=×$ì» Åý(¥^–Mœ�~-—HrÊÀ¾·¬OAÑ}ôfÕ“�wMÎå€P@¨Â³,G?ò[;

SERÁ QUE ESSE VIRALIZA?? 💚👀 #provaespecial #LiveShopNatalina #CrescerNaFamília #EstrelaDeFamília More

Assalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh,

Beda antara nama-nama itu memang ada, meski sangat berdekatan. Bahkan seringkali bertumpang tindih, namun tetap ada pengertian yang berbeda-beda.

Di dalam Al-Quran Al-Kariem, Allah SWT menyebut beberapa kali kata jin. Bahkan ada satu surat yang secara khusus membahas tentang jin dan dinamakan dengan surat Al-Jin. Bila disimpulkan secara sekilas, maka ada hal-hal yang bisa ketahui dari Al-Quran Al-Kariem tentang siapakah sosok jin itu.

a. Jin diciptakan oleh Allah SWT dari api. Allah SWT menyebutkan bahwa jin itu diciptakan dari api yang sangat panas, juga disebutkan terbuat dari nyala api.

Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.(QS.Al-Hijr: 27)

Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.(QS.Ar-Rahman: 15 )

b. Jin ada yang muslim dan ada yang tidak Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS Al-Jin:11 )

Contoh jin muslim adalah jin yang menjadi tentara nabi Sulaiman as. Sebagaimana diterangkan di dalam Al-Quran:

Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas. (QS An-Naml: 17 )

Dan Kami angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. (QS Saba': 12 )

Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang seperti kolam dan periuk yang tetap. Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur. Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (QS Saba': 13)

Sedangkan Syaitan itu menurut Al-Quran Al-Kariem adalah makhluq yang kerjanya mengajak kepada perbuatan jahat dan keji serta berbohong.

a. Mengajak kepada Perbuatan Keji Perhatikan firman Allah SWT berikut ini:

Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui. (QS. Al-Baqarah: 169)

b. Syetan adalah Musuh Manusia Allah SWT telah menegaskan bahwa syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS Al-Baqarah: 208)

c. Memberi Janji dan Angan-angan Kosong Syaitan itu kerjanya memberi janji dan angan-angan kosong kepada manusia

Syaitan itu memberikan janji-janji kepada mereka dan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka, padahal syaitan itu tidak menjanjikan kepada mereka selain dari tipuan belaka. (QS An-Nisa: 120 )

d. Manusia pun ada yang Syaitan Juga Namun Syaitan itu tidak terbatas pada jenis makhluk halus/jin saja, melainkan manusia pun bisa dikategorikan sebagai syaitan. Dan Al-Quran Al-Kariem pun juga menyebut-nyebut tentang manusia yang menjadi syaitan itu.

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS Al-Anam: 112)

Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia. (QS An-Naas: 1-6 )

Sedangkan Iblis adalah makhluq durhaka yang jeisnya adalah jin, bukan jenis manusia. Al-Quran Al-Kariem secara tegas menyebutkan bahwa Iblis itu adalah dari jenis jin.

Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang zalim. (QS Al-Kahfi: 50)

Jadi bisa disebutkan bahwa Iblis itu adalah seorang oknum yang berjenis jin. Dialah dahulu jin yang paling dekat dengan Allah SWT, lalu berubah menjadi ingkar lantaran tidak mau diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, manusia pertama.

Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat, "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS Al-Baqarah: 34)

Motivasi yang menghalangi si Iblis itu untuk sujud kepada Adam tidak lain adalah rasa kesombongan dan tinggi hati. Dia merasa dirinya jauh lebih baik dari Adam. Allah berfirman:

"Apakah yang menghalangimu untuk bersujud di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis, "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS Al-Araf: 12 )

Ciri yang paling utama dari Iblis adalah dia tidak mati-mati sampai hari kiamat. Dan penangguhan usianya itu memang telah diberikan oleh Allah SWT

Iblis menjawab, "Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh." (QS Al-Araf: 14-15 )

Iblis berkata, "Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai hari mereka dibangkitkan." Allah berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya." (QS Shaad: 79-81 )

Jadi iblis adalah nama seorang jin yang hidup di masa penciptaan Adam as. dan tidak mati-mati sampai hari ini. Iblis adalah kakek moyang syetan yang juga punya keturunan, namun keturunannya itu tidak mendapatkan jaminan untuk hidup sampai kiamat. Dan sebagai bangsa jin, ada di antara keturunannya itu yang mati. Meski barangkali usianya berbeda dengan rata-rata manusia. Tetapi tetap akan mati juga. Kecuali kakek moyang mereka yaitu Iblis.

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh,

HABIB HERMAWAN, NIM. 13530094 (2017) JIN, SETAN, DAN IBLIS DALAM TAFSIR DEPARTEMEN AGAMA RI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Di dalam pemahaman umat manusia, khususnya kaum Muslimin, masih sering sekali salah dalam memahami dan mendeskripsikan jin, Iblis, dan setan. Mereka seringkali disebutkan dalam al-Qur`an, bahkan di mayoritas umat Muslim sudah tidak asing lagi mendengarnya. Dengan demikian, eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT tidak diragukan lagi, berdasarkan al-Qur`an dan as-Sunnah. Al-Qur’an menggambarkan jin sebagai makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari api dan ditempatkan di alam ghaib, sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang melakukan pembangkangan secara terang-terangan atas perintah Allah ketika dia diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam, dan setan adalah makhluk yang selalu memperdayakan manusia ke dalam kesesatan. Oleh karena itu, menginspirasi peneliti mengkaji perbedaan, persamaan, dan korelasi antara jin, Iblis, dan setan yang terdapat dalam Tafsir Departemen Agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data utama melalui riset perpustakaan (library research). Adapun metode penyelesaian yang dipakai ialah metode deskriptif-analisis, yakni menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan jin, Iblis, dan setan. Setelah ayat-ayat terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam dengan Tafsir Departemen Agama. Dengan metode deskriptif-analisis ini, maka peneliti dalam kesimpulan memaparkan secara umum hasil penelitian. Dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa antara jin, Iblis, dan setan memiliki beberapa persamaan, yaitu asal penciptaannya yang berasal dari api dan sifat buruk yang mampu menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan. Akan tetapi, antara jin, Iblis, dan setan mempunyai perbedaan, yakni bahwa jin adalah makhluk Allah yang mempunyai kewajiban seperti halnya manusia. Sedangkan Iblis ialah makhluk yang durhaka kepada Allah yang tidak menaati perintah-Nya. Dia bersama setan-setan akan dimasukan ke dalam neraka sebagai pembalasan atas perbuatannya. Selain adanya persamaan dan perbedaan, antara jin, Iblis, dan setan memiliki korelasi, yaitu Iblis termasuk makhluk dari golongan jin. Kemudian dalam diri jin juga terdapat sifat-sifat setan yang tercela. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara tidak langsung Iblis juga memiliki sifat setan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)